Sabtu, 01 Desember 2012



Pembelajaran Terpadu Model Jaring Laba-laba

Oleh:
MIRNA SARI
Pembelajaran Terpadu Model Jaring Laba-laba
1. Pengertian Model Jaring Laba-laba
Model jaring laba-laba merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik sebagai pusat pembelajaran yang dijabarkan dalam beberapa kegiatan dan/ bidang pengembangan (Aisyah, dkk, 2007:4.3).
Istilah model jarring laba-laba digunakan untuk nama model ini karena bentuk rancangannya memang seperti jala atau jarring yang dibuat oleh laba-laba, dengan tema yang dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya.
Berdasarkan tema tersebut, ditentukan sub-sub tema sehingga akan memperjelas tema utama dengan menggunakan beberapa aspek kemamuan dasar yang ingin dikembangkan.
Masih menurut (Aisyah, dkk, 2007:4.12) ada enam langkah dalam menyusun rancangan pembelajaran terpadu model jarring laba-laba. Keenam langkah tersebut yaitu:
• Mempelajari kompetisi dasar, hasil belajar dan indikator setiap bidang pengembangan untuk masing-masing kelompok usia.
• Mengidentifikasi tema dan sub tema dan memetakannya.
• Mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator yang akan dicapai dan sub tema yang dipilih
• Menyusun rencana kegiatan mingguan
• Menyusun kegiatan harian
Langkah awal dalam membuat rancangan pebelajaran model apapun adalah terlebih dahulu mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator pada setiap kelompok di lembaga PAUD. Kompetensi tersebut akan menjadi acuan dalam pembelajaran, dengan pemilihan tema dan kegiatan yang sesuai.

2. Kelebihan dan Keterbatasan Model Jaring Laba-laba
a. Kelebihan Model Jaring Laba-laba
• Anak dan guru sama-sama menyenangi kegiatan penentuan tema.
• Model jaring laba-laba relatif murah dilakukan oleh guru,termasuk guru yang belum berpengalaman.
• Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar.
• Memudahkan perencanaan.
• Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide yang berbeda yang terkait.

b. Keterbatasan Model Jaring Laba-laba
• Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah menyeleksi tema.
• Dibutuhkan waktu dan pikiran untuk mengaitkan setiap tema dengan sumber belajar yang tersedia dan beradaptasi dengan model ini.
• Adanya kecendrungan merumuskan suatu tema yang dangkal dan kurang bermakna bagi anak dan hanya sebagai tema yang artifisial.
• Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan daripada pengembangan konsep.

3. Peranan Tema dalam Pembelajaran Model Jaring Laba-laba
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Tema memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran PAUD, yaitu untuk:
• Memudahkan anak memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
• Memudahkan anak mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai bidang pengembangan dalam tema yang sama.
• Meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran
• Mengembangkan kompetensi bahasa lebih baik dengan mengaitkan aspek pengembangan dan pengalaman pribadi anak.
• Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disampaikan dalam konteks tema yang jelas
• Meningkatkan gairah belajar anak, karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata.
• Menghemat waktu karena bidang pengembangan disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga kali pertemuan (Aisyah,2007:4.13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar