Jumat, 14 Desember 2012

KONSEP DASAR PERKEMBANGAN SOSIAL


Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagao proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.

Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa :
Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks.

Dari kutipan diatas dapatlah dimengerti bahwa semamin bertambah usia anak maka semakin kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.

A.       FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN SOSIAL
1.Keluarga
 Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.

2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.

3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.
  
4. Pendidikan
 Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.

5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.


B.       PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM SOSIAL ANAK
. Usia kronologis
dipergunakan untuk menetapkan tingkat kematangan peserta didik menunjukkan kemungkinan untuk dapat dididik. Usia 3 tahun, bagaimanapun superiornya kondisi mental dan fisiknya tidak mungkin sanggup mengikuti kegiatan belajar untuk anak usia 16 tahun.
2. Konstitusi fisik
Konstitusi fisik seperti kondisi panca indera, tinggi badan serta kondisi-kondisi
anggota tubuh yang lain cukup berpengaruh terhadap jalannya proses pendidikan,apakah seorang peserta didik mampu menangkap pelajaran dengan baik atau tidak.
3. Aspek psikologis
Aspek psikologis misalnya tingkat stabilita semosi, temperamen/watak, motivasi, kreativitas, minat, dan sikap akan mempengaruhi kesuksesan belajar yang mungkin dicapai.
4. Kemampuan mental umum/inteligensi
Kemampuan mental umum yang ditunjukkan oleh hasil tes inteligensi memiliki pengaruh sebesar 20 % terhadap hasil belajar. Misalnya anak moron (IQ 50-70) hanya mampu menyelesaikan pendidikan setingkat SD. Seorang siswa dapat berhasil menyelesaikan pendidikan sekolah menengah bila memiliki IQ 105 keatas, dan untuk dapat berhasil pada pendidikan PT, mahasiswa harus memiliki IQ 115 ke atas. Beberapa kenyataan tentang hal ini adalah:
ü  Walaupun latar belakang lingkungan dan kondisi fisiknya menguntungkan, hal tersebut tidak cukup membantu siswa yang lambat dalam mencapai batas akhir pendidikan yang mungkin diikutinya secepat yang dilakukan oleh anak-anak normal atau superior.
ü  Pada kondisi yang baik dan menguntungkan siswa yang normal dapat diharapkan untuk sukses pada mata pelajaran-mata pelajaran tertentu.
ü  Jika kondisi-kondisinya baik dan menguntungkan, siswa yang superior dapat memperoleh sukses yang gemilang pada kegiatan belajarnya, sejauh ia berminat dan mempergunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya.
ü  Jika kondisis-kondisinya tidak menguntungkan, termasuk sikap siswa terhadap situasi-situasi belajar, dapat menghalangi sukses yang mungkin dapat dicapai oleh setiap pelajar, baik yang cerdas maupun bodoh.
5. Kemampuan khusus/bakat.
Bakat adalah sifat atau kualitas yang merupakan satu aspek dari keseluruhan kepribadian individu. Bakat seseorang dapat dilihat melalui tes bakat. Selama SD, siswa lebih diutamakan untuk menguasai alat-alat belajar. Baru pada tingkat sekolah menengahpertama, menengah atas dan perguruan tinggi, perlu disediakan kegiatan dan perlengkapat untuk mengembangkan bakat anak.


6. Kesiapan belajar
Anak-anak pada usia yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan belajar yang sama. Perbedaan-perbedaan itu tidak saja disebabkan oleh bervariasinya kecepatan kematangan, tetapi juga oleh bermacamnya latar belakang yang mendahuluinya.

C.       KAITAN PERKEMBANGAN SOSIAL DENGAN PERKEMBANGAN  LAINNYA
Perkembangan sosial dengan perkembangan lainnya sangat erat kaitannya, karena dengan baiknya perkembangan sosial anak maka akan banyak pengalaman-pengalaman yang didapat anak. Misalnya anak tidak akan memppunyai rasa takut terhadap orang-orang, mudahnya anak bergaul, tumbuhnya rasa simpati anak jika melihat seseorang membutuhkan bantuan, dan lain sebagainya.

D.       TINGKAH LAKU SOSIAL POSITIF

ü  Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga tahun atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.
ü  Simpati (Sympaty)
Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.
ü  .Sifat inisiatif secara sosial
Orang yang memiliki  sifat inisiatif biasanya suka mengorganisasi  kelompok, tidak sauka mempersoalkan latar belakang, suka memberi  masukan atau saran-saran dalam berbagai pertemuan, dan biasanya suka  mengambil alih kepemimpinan.
ü  .Sifat mandiri
Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya membuat segala sesuatunya  dilakukan oleh dirinya sendiri, seperti membuat rencana sendiri, melakukan sesuatu dengan cara-cara sendiri, tidak suak berusaha mencari nasihat atau  dukungan dari orang lain, dan secara emosiaonal  cukup stabil.
ü  Suka bergaul
Orang yang suka bergaul biasanya  memiliki  hubungan sosial  yang baik,  senang bersama dengan yang lain dan senang bepergian.



E.       BERMAIN DAN TINGKAH LAKU SOSIAL
F  Faktor pembentuk
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
·           Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang salingberinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
·           Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.

4 komentar:

  1. makasih te dengan ilmu yg telah diberikan...

    BalasHapus
  2. Mbak anak kuliahan jurusan kesejahteraan sosial ya mbak.... Dimana mbak ambil bahasan mengenai dasar pengembangan sosial mbak.... Mohon daftar pustaka nya ya... Mbak... Dan Khan lupa juga baca karya ku ya mbak dan mohon kritik nya....

    BalasHapus
  3. aku rasa masih ada sesuatu yang lebih untuk dikatakan dari bagaimana perkembangan sosial itu sendiri. Seperti misa, fenomena globalisasi hari ini juga bagian dari perkembangan sosial antara sesama manusia

    BalasHapus